Cast: wonwoo , mingyu and 11members,
My friends
Theme : comedy , romance
Rate: 16+
Mingyu pov
“kim mingyu! ” tepukan di atas mejaku langsung membuat syarafku kaget sehingga badanku menjadi duduk tegak dan menatap orang yang tadi berteriak itu.
“ne ?,” tanyaku dengan bodohnya.
“kau dengar apa yang kuterangkan tadi?” tanya orang itu yang tak lain adalah Taehyung sonsaengnim (maap kalo salah ejaan).
Matanya yang tajam menusuk mungkin akan segera menggosongkan mataku jika dari sana keluar laser.
“dengar , guru.” ucapku dengan tidak yakin. Kusadari jika semua mata sekarang melihatku. Urgh… Aku tidak suka situasi seperti ini.
Aku sangat tidak ingin mencari masalah dengan guru yang satu ini, selain S.coups hyung akan marah jika merusak nama baik Seventeen, guru ini terkenal tidak bisa dibantah ucapannya.
“coba sebutkan apa yang ku jelaskan tadi.” ia menyilangkan tangannya di depan dada .
“guru sedang memilih siapa yang akan bermain di pertandingan antar sekolah minggu depan.” aku menjawabnya dengan tegas. Terima kasih dengan papan tulis hitam yang bertuliskan “lomba antar sekolah” . Sepertinya guru itu tidak tahu jika aku mengintip papan tulis itu, atau dia lupa menghapusnya.
Guru itu pun akhirnya mengangguk dan bertanya lagi. “dan kamu jadi pemain bagian apa nanti?” tanya nya lagi.
“aku? ” tanya ku, sambil menunjukan diri sendiri.
“iya ” ia masih menatapku dingin.
“aku … Tidak tahu .” aku menghindari tatapannya.
“kau ikut dalam pertandingan sepak bola.” bisik teman sebelahku.
“mwo? Sepakbola? Aku?” aku bertanya-tanya seperti orang bodoh.
“iya sepakbola, dan kau tidak boleh tidak ikut. Itu hukuman karena tertidur di pelajaranku”. Ia berjalan kembali kedepan.
“kita sudahi pelajaran hari ini, sekian.” ia membawa bukunya dan berjalan keluar.
.
.
.
.
.
Aish, ini semua gara-gara latihan sampai tidak tidur kemarin.
Aku pun membereskan barang-barangku dan berjalan ke lokerku. Ketika membuka nya , tumpukan surat dan barang berjatuhan.
Sabar, kim mingyu, kau ini seorang idol sekarang ,wajar banyak yang memberimu barang dan surat seperti ini.
Aku memungut surat-surat dan barang-barang itu dan kumasukan ke dalam sebuah tas belanja yang tiap hari kubawa untuk jaga-jaga.
“aku harus bilang apa ke hyung kalau begini.” aku berjalan keluar sekolah sambil menjinjing tas itu.
.
.
.
.
.
Lau pov
2 minggu setelah adegan yang ‘sangat’ mengagetkan itu membuatku menjadi bengong tiap harinya. Malah mungkin nyawaku sedang ada di kamar dan di kelas ini hanya ada tubuh saja.
“yak, mau sampai kapan kau bengong seperti ini? Kau beruntung tidak ada guru yang tahu jika kau sedang bertingkah seperti ini. Dari pagi.” omel Mirae dengan memberi jitakan keras untuk jidatku.
“sakit tau.” aku mengelus-elus jidatku.
“biarin saja, setidaknya itu membuatmu terlihat hidup.” ia mengambil tas nya dan berjalan keluar.
“ya, tunggu aku.” aku juga mengambil tas ku dan mengejarnya .
.
.
.
.
.
“jadi ada apa dengan mu? ” Mirae bertanya kepadaku . Kami baru saja belanja untuk makan malam dan hari ini Mirae akan makan malam di kamarku.
“aku hanya sedang shock.” jawabku singkat.
“apa yang membuatmu shock?” tanyanya lagi.
“jika ada orang yang mau kita panggil berbeda dengan yang lain tandanya apa?” tanyaku tanpa menghiraukan pertanyaan Mirae.
“omo! Masalah cinta? Sejak kapan kau menyukai orang?” ia menatapku dengan tatapan ‘akhirnya – seorang – lauren – bisa menyukai – namja – korea – kecuali – Seventeen’
“ya, aku bertanya kepadamu, tandanya apa?”
“itu artinya dia ingin kamu mengkhususkan dia dari yang lain. Sudah kujawab, Sekarang kau harus menjawabku, Lau.” ia menatapku dengan mata lebar.
“khusus? Hmmm” aku berusaha memutar otak kenapa aku harus mengkhususkan Wonwoo.
Apa ia punya trauma di panggil ‘oppa’ oleh yeoja ? Apakah ia tidak suka jika aku memanggilnya oppa?
“yak! LAUREN ku yang tuli.” teriak Mirae di telingaku.
“aish Mirae -ya , kau benar-benar akan mentulikan ku jika begitu.” aku menggosok telingaku.
“biarin saja.”
“kau benar-benar tidak akan memberitahu siapa-siapa?” aku bertanya dengan sungguh-sungguh kepadanya. Karena aku tidak tahan jika tidak berbagi rahasia ke sahabatku satu ini.
“aku berjanji, aku akan tidak menjalin hubungan dengan siapapun selama 1 tahun jika membocorkannya.” sumpah Mirae.
“baiklah ayo ke Dorm ku , akan ku ceritakan kepadamu nanti. ” aku berjalan mendahului dia.
.
.
.
.
“ah segarnya, Lau , sekarang giliranmu mandi. Sana ,mungkin badanmu sudah berjamur karena kebanyakan bengong di kelas.” ucap Mirae yang sehabis mandi.
Karena di rumah Mirae sedang tidak ada orang , orangtuanya sedang berkunjung karena kakeknya sakit di busan. Mereka meninggalkan Mirae dari tadi siang sehingga ia tidak ikut pergi. Sedangkan kakak Mirae sedang ikut Camping bersama teman-temannya selama 3 hari. Jadilah, mirae berencana untuk menginap di dorm ku. Lagipula besok libur sekolah dan tidak ada kegiatan apapun.
Aku pun mengambil handuk dan baju dari lemari dan masuk ke kamar mandi. Di dalam pikiranku masih di liputi dilemma untuk menceritakan ke Mirae atau tidak. Aku takut jika ia membocorkannya dan menghancurkan hubunganku dengan para member.
Aish, Lauren! Bagaimana kau bisa tidak percaya kepada sahabatmu sendiri?
Aku menarik napas dalam- dalam,” baiklah, aku akan menceritakannya.” aku mempercepat mandiku.
.
.
.
.
.
“MWO?! Kau kenal dengan member Seventeen dan sudah datang ke dorm mereka 2 kali?!” Mirae berteriak dan langsung ku bekap mulutnya.
“ya! Jangan berteriak ! Bagaimana jika orang lain mendengar, pabo!” aku memarahinya.
“baiklah-baiklah, beri aku waktu 5 detik untuk mencerna apa yang kau ceritakan ini.” ia sepertinya sangat kaget bahkan mungkin shock.
“…3…4…5, sudah mencerna?” aku bertanya kepadanya. Masih banyak lagi yang mau ku ceritakan .
Ia menarik napas,”baiklah , silakan lanjutkan.”
“lalu aku juga di antar pulang oleh wonwoo.” aku mengatakan itu dengan muka yang tiba-tiba memerah.
“astaga, kau benar -benar beruntung ,Lau .” ucap Mirae .
“lalu , bagaimana dengan Joshua? ” ia bertanya , sepertinya ia benar-benar menyukai Joshua.
“hmm, seperti yang dilihat, dia sangat bijak dan senyumannya lebih bagus daripada yang di foto.” aku membayang kan senyum Joshua.
“ah, aku ingin melihatnya juga.” ia menelentangkan badannya di atas kasurku.
“tapi bukan itu masalahnya , masalahnya ada di Wonwoo.” aku menatapnya serius.
“kenapa dia?” ia terduduk kembali.
“dia tidak ingin aku memanggilnya oppa.” aku menunduk.
“kenapa memangnya? ” ia bertanya kembali.
“aku tidak tahu kenapa tidak boleh memanggilnya oppa, sedangkan yang lain memperbolehkanku memanggil mereka oppa” aku ikut duduk di samping Mirae.
“astaga, Lau, kau masih belum mengerti? Aku tidak percaya kau sebegitu bodohnya dalam soal cinta.” Mirae menatapku sambil mendecak.
“maksudmu?” aku menatapnya tak mengerti.
“dia menyukaimu , neo pabo. ” kata- kata itu memberhentikan ku sesaat.
“mwo? Menyukaiku? Tidak mungkin, pabo!” aku menjitak Mirae .
“ya! Kenapa menjitakku? Aku serius tahu. Dia menyukaimu. Memangnya kau kira aku main-main ” Mirae mengusap jidatnya.
“tapi… Kalau itu benar , aku tidak tahu kenapa ia bisa menyukaiku.” aku bergumam sendiri.
“sudahlah , lanjutkan ceritamu .” Mirae duduk dan memeluk bantalku .
“apa?”
“ceritamu , tidak mungkin hanya segitu saja.”
“yang ku ceritakan itu sudah semuanya. Hoam… Ayo tidur , aku sangat ngantuk. Sekarang” aku beranjak dari tempat tidur dan mematikan lampu.
“aish jinjja..”
.
.
.
.
Hari pertandingan akhirnya tiba, dan ini adalah tanda untuk mencari ‘namja tampan dari berbagai sekolah’ bagi anak- anak perempuan sekolahku.
Kulihat banyak sekali kamera besar yang mereka bawa , dan sepertinya ada banyak wartawan di sana. Dan beberapa… Eh? Orang-orang berjaket hitam dan memakai masker berdiri di depan gang sekolahku. Sepertinya mereka bukan anak sekolahan di sini.
Apa yang mereka lakukan di sini? Apa jangan-jangan ada artis?
Aku berjinjit untuk melihat ke arah lapangan sepak bola . Ronde pertama yaitu sekolah kami melawan sekolah Hwayeong, sekolah yang tepat di sebelah sekolah kami.
Kusipitkan mata untuk melihat dengan jelas papan score .
Hmm.. Sepertinya kita lebih 1 point dari,mereka .
Aku melihat pemain-pemainnya, dan mataku membesar .
Itu… Mingyu oppa?
Aku menggosok mataku dan melihat sekali lagi ke arah pemain tinggi yang memakai baju bernomor 4 .
Astaga..itu beneran mingyu oppa! Pantas banyak kamera dan orang -orang misterius itu di sini.
“fighting!” aku ikut menyemangati mereka. Kedua tim maksudnya.
Sepertinya teriakanku terdengar oleh Mingyu karena ia terlihat mencari seseorang.
“fighting! ” aku berteriak sekali lagi. Kali ini ia berhasil menemukanku dari kerumunan.
Aku melambaikan tangan kepadanya.
Ia memberiku senyum dan kembali fokus ke permainan.
Sekarang banyak pasang mata yang menatapku curiga.
Untung aku tidak memanggil namanya.
Aku pun berjalan pergi dan pergi ke stan minuman. Kubeli 2 gelas lemon juice yang mungkin rencananya akan keberikan ke Mingyu setelah pertandingan.
Aku kembali ke pertandingan dan melihat papan score sekali lagi. Aku sangat kaget melihat perubahan score itu.
“woah daebak! Aku pergi dalam waktu 10 menit dan perubahannya cepat sekali. ” aku melihat papan score yang menunjukan sekolah hwayeong mendahului kami. Berbeda 10 point dalam waktu tersisa 1 menit.
Ya sudahlah , kita kalah.
Aku mencari mingyu dan sepertinya ia sedang mencari seseorang .
Dia mencari siapa sih?
Aku menatapnya dan mulai berpikir apakah ia punya pacar di sekolah ini.
Mata ku bertemu lagi dengan mingyu. Ia sepertinya sedang berkata sesuatu. Aku berusaha membaca mulutnya.
Tu-nggu a-aku , tunggu aku? Hmm.. Baiklah.
Aku memberi insial ‘ok’ ke dia.
.
.
.
.
Pertandingan selesai dengan kemenangan telak pada sma hwayeong . Pemain -pemain keluar lapangan dan berpisah. Ada yang pergi menuju stan minuman, ada yang pergi ke toilet dan ada juga yang keluar sekolah.
Aku masih menunggu Mingyu di luar lapangan. Tadinya aku mau menunggunya di depan gerbang sekolah , tetapi orang- orang itu sepertinya masuh terus menunggu dan memotret mingyu.
Cih … Fans fanatik.
Aku mendecak dan kembali menyeruput minumanku. Aku baru sadar minumanku sudah habis. Lalu aku melihat segelas minuman disebelahku.
“apa dia lupa jika ada seseorang yang sedang menunggunya di sini.” kesabaranku sudah habis. Dan godaanku untuk meminum minuman itu pun semakin muncul.
“ah sudahlah.” aku pun mengambil gelas itu dan langsung menyeruputnya.
Tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundakku. Membuatku dan mulutku yang berisi minuman lemon itu tidak bisa ku telan . Aku melihat orang yang menepukku.
“sudah menunggu lama?” tanya mingyu dengan handuk kecil di lehernya.
” woah, ada minuman , kebetulan aku haus sekali sekarang.” ia langsung mengambil gelas yang ada di tanganku dan langsung menyeruputnya.
Omo!! Ciuman pertana tidak langsung !!
Mulutku yang masih penuh dengan air langsung muncrat keluar. Dan di selingi dengan batuk karena tersedak minuman.
Mingyu yang terkena muncratan minumanku langsung ikut tersedak juga karena terkena serangan tiba-tiba dariku.
Aku langsung berdiri dan berteriak kepadanya.
“ah oppa!!” aku menatapnya dengan muka merah.
“ya ! Apa yang kau lakukan?” ia ikut berdiri dan mengelap mukanya dengan handuk itu.
“ah, oppaa kau tahu apa yang kau lakukan tadi?” aku bertanya kepadanya . Mataku mulai berkaca-kaca.
“waeyo? Memang nya apa yang kulakukan sampai kau memuncratiku?” ia bertanya balik kepadaku.
“nae kiss oppa” aku merengek kepadanya.
“mwo?” ia bertanya lagi.
“ah oppa! Kau merebut ciuman pertamaku!” aku berteriak kepadanya. Untungnya di sana sudah sepi .
Ia terdiam dan menatapku. Ia menatap gelas yang dia pegang dan menatap lagi ke arahku.
“ini?” ia menunjukan gelas itu.
Aku tidak menjawab dan hanya mengangguk pelan.
“mianhae Lau. Aku tidak tahu kau sudah meminumnya. ” ia menaruh gelas itu dan memegang tangan ku.
“ayo duduk Lau.” ia menarik tanganku . Aku pun kembali duduk di sebelahnya. Aku terisak dengan pelan.
“ya, jangan menangis, aku benar-benar tidak tahu. Jinjja minhae ,Lau..” ia mengusap air mataku.
“Lagipula ,sebegitu tidak sukanya kau jika berciuman denganku?”
Mendengar pertanyaan itu, tangisanku langsung berhenti. Aku menatapnya dengan aneh.
Pertanyaan yang aneh..
“maksud oppa?” aku menghapus air mataku dan menatapnya bingung.
Ia tersenyum dan memegang kedua tanganku.
“aku menyukaimu.. Maukah kau menjadi pacarku? ” ia menatapku.
Aku hanya bisa terdiam menatapnya. Ribuan pikiran datang bersama-sama diotakku.
“Lau?” ia memanggilku.
“lau? Kau mendengarku?” ia mengibas-ngibas tangannya di depan mukaku.
“ne?”
“lalu apa jawabanmu?” ia tersenyum kembali.
“aku tidak tahu oppa..” aku menundukan kepala.
Aku ditembak oleh seorang kim mingyu dan kau tidak berdebar-debar? Kau pasti sudah gila, Lau.
“baiklah aku akan memberimu waktu untuk memikirkannya. ” ia mengusap tanganku dengan lembut.
“gomawo oppa… Mianhae , kejadian ‘muntah’ terulang lagi. ” aku menarik handuk darinya dan membantu membersihkan rambunya yang juga ikut kena minuman itu.
“hmm … Sebagai gantinya kau harus menuruti permintaanku.” ia menatapku dengan senyum smirk.
“apa oppa? Jangan yang macam-macam ya .” aku mengelap rambutnya.
“kau harus ikut denganku.”
” kemana? ” aku bertanya lagi.
“temani aku latihan .” ia memegang tanganku lagi.
“mwo? Apa tidak mengganggu? ” aku bertanya lagi kepadanya. Jujur aku menyukai tangannya yang besar yang sedang mengusap tanganku.
“tentu saja tidak, kajja.” ia beranjak sambil menggenggam tanganku.
“tunggu oppa .” aku memberhentikan dia.
Ia berbalik dan menatapku lagi.”kenapa?”
“aku ingin beli minum dulu.” aku menunjuk stan minuman.
“aish kau ini. Baiklah.” kami pun pergi membeli minuman dan pergi dari tempat itu.
.
.
.
.
Author : hay semua!! Sorry chapter ini engga ada wonwoo nya hehehe. Semoga suka ya . Annyeong!!
You must be logged in to post a comment.